Minggu, 05 Oktober 2008

PERJUANGAN INDONESIA BELUM SELESAI

KabarIndonesia - Memasuki bulan Agustus, nuansa merah-putih pun mulai terlihat. Di jalan-jalan raya sudah banyak pedagang yang menjual bendera merah-putih. Setiap rumah, gedung dan bangunan lain maupun di jalan-jalan kecil juga tak ketinggalan. Seluruh warga Indonesia bersiap merayakan Hari Kemerdekaan.Perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia selalu identik dengan upacara 17 Agustus dan berbagai perlombaan. Bagi warga Indonesia, melaksanakan upacara bendera pada 17 Agustus merupakan sebuah kewajiban, sekaligus sebagai ungkapan dari rasa nasionalisme yang tinggi terhadap bangsa. Maka di setiap instansi dan lembaga di Indonesia melaksanakan upacara. Hal lain yang tidak ketinggalan dalam menyambut Hari Kemerdekaan adalah, berbagai lomba yang diadakan di setiap wilayah dimana kita tinggal. Dari mulai lomba makan kerupuk yang tidak pernah absen di setiap tahunnya sampai lomba olahraga dan lomba-lomba lain yang lebih bebeda di setiap wilayah menjadi tradisi tiap tahunnya. Tetapi betulkah kita sudah merdeka???Apa sebenarnya makna kemerdekaan?

Makna kemerdekaan bagi setiap orang tentu berbeda. Merdeka berarti bebas, bebas dari penjajahan, penghambaan, perbudakan dll. Makna kemerdekaan bagi bangsa Indonesia sendiri adalah telah terbebasnya bangsa Indonesia dari penjajahan yang terjadi lebih dari 350 tahun. Jika kita flash back pada masa sebelum kemerdekaan, keadaan Indonesia sungguh sangat menyedihkan. Penuh penderitaan dan kesengsaraan. Perjuangan pun tiada hentinya dilakukan oleh setiap warga Indonesia, tak terkecuali. Banyak pahlawan yang gugur dalam memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia. Rasa nasionalisme dan patriotisme selalu ditanamkan dalam-dalam di setiap sanubari warga Indonesia.
Dan kini Indonesia telah merdeka, tetapi perjuangannya masih belum selesai.

Enam puluh satu tahun sudah Indonesia merdeka, tetapi pada kenyataannya masih banyak yang belum merdeka di tanah air yang katanya sudah “merdeka”. Buktinya masih banyak rakyat Indonesia yang berada dibawah garis kemiskinan dan kebodohan. Sungguh ironis, di negara yang kaya dan subur akan sumber daya alam ini masih banyak rakyatnya yang miskin, kelaparan, dan tidak mendapatkan pendidikan. bukan hanya itu, di Indonesia masih banyak hak asasi yang dibatasi. Harusnya kita sadari bahwa, perjuangan belum selesai.
Suatu negara dapat dikatakan “medeka” apabila negara tersebut dapat memberikan kemerdekaan kepada rakyatnya. Bila dalam suatu negara masih ada rakyatnya yang menderita dan melenceng dari makna kemerdekaan maka negara tersebut belum dapat dikatakan merdeka. Tidak sedikit di jalan-jalan kita lihat anak-anak yang seharusnya menuntut ilmu, justru malah meminta-minta dan mengamen di jalanan. Bahkan kekurangan gizi dan kelaparan. Masih banyak keluarga-keluarga di Indonesia yang mengalami kesulitan ekonomi. Dan ini menjadi "PR" bagi generasi penerus bangsa.

Yang perlu kita tanamkan pertama kali dalam diri kita, adalah bahwa kita harus sadar dan peduli terhadap lingkungan. Bangun kekuatan dan kebersamaan untuk membuat perubahan. Kita sebagai pemuda yang lebih beruntung, bisa membagi pengetahuan yang kita mliki untuk mereka. Bahkan mungkin kita bisa menyisihkan sedikit rejeki kita untik mereka.

Meskipun yang dilakukan bukan hal yang besar, namun dapat membantu meringankan beban mereka. Dan bagi pihak yang berwewenang terhadap keadaan ini, yakni Pemerintah, seharusnya lebih perhatian terhadap masalah ini.

Jumat, 19 Oktober 2007

Sejarah Pergerakan Nasional














Sejarah pergerakan di tanah air banyak didominasi oleh para mahasiswa dan pemuda yang memiliki watak kaum muda yaitu menginginkan perubahan. Mulai dari revolusi kemerdekaan, orde lama dan orde baru serta orde reformasi maupun tonggak-tonggak perubahan kebangsaan lainnya mesti melibatkan mahasiswa-pemuda yang senantiasa tampil di garda depan. Sejarah pergerakan nasional itupun dimulai seiring dengan lahir tumbuh-kembangnya organisasi mahasiswa-pemuda yang memiliki kesadaran nasionalisme dalam orientasi pergerakannya.

Kamis, 18 Oktober 2007

suMpah Pemuda

Sumpah Pemuda merupakan sumpah setia hasil rumusan Kerapatan Pemoeda-Pemoedi Indonesia atau dikenal dengan Kongres Pemuda II, dibacakan pada 28 Oktober 1928. Tanggal ini kemudian diperingati sebagai "Hari Sumpah Pemuda".


PERTAMA. Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe, Tanah Indonesia.
KEDOEA. Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia.
KETIGA. Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia.